RIHLAH MALAYA : Linimasa Bagian Kejutan

Penyeberangan Feri Pulau Penang


o-●-o-●-o-●-o-●


"Pip, Ramadhan ini ane ke tempat ente ya?"


"Serius?"


"Hahaha. Gak tau sih. Tanya aja dulu. Mana tau kan..."


"Oh, yaudah. Gapapa wes. Datang aja kesini. Jangan lupa kabari aku kalau jadi.."


"Oke, siap."


o-●-o-●-o-●-o-●


Itu sejenak sebelum semuanya genap terjadi. Obrolan ringan yang tercetus dengan santai di sela-sela video call Jakarta-Malaysia, antara saya dengan sahabat @susilopiput.


Kapan? Haha, awal bulan Mei ini. 


Saya memang tipe-tipe serba mendadak. Ada ide, langsung garap. Ada kesempatan, langsung sikat. Riskannya, ketika semangat hilang, habislah sudah! Haha..


Makanya saya selalu butuh sahabat-sahabat terbaik untuk terus menyemangati saya dari segala sisi. Agar seluruh gairah tadi dapat terus diperbarui ketika mulai terasa lunglai, dan ide-ide yang bacut tercetus dapat terus dikejar agar sempurna terlaksana.


Dalam cerita ini, sejawat @syarif_almoravid lah yang kemudian memerankan peranan tersebut. Sungguh. Karena bila hanya saya seorang diri, belum tentu perjalanan ini akan genap terwujud. Semangat di awal tadi, boleh jadi malah akan keburu terkulai diamuk ragu, terpental dilanda kesibukan dan beragam alasan-alasan lainnya. Namun karena ini tentang tanggung jawab BERSAMA (2 orang), maka jadilah petualangan ini harus benar-benar dikhtiarkan agar bisa terlaksana! Berusaha maksimal, terus mencari peluang, sembari mengesampingkan dahulu urusan-urusan lain yang hanya akan mengganggu persiapan kami berdua.


Ehe. Persiapan? Tidak salah tulis?


Tidak, kawan. Sekalipun mendadak, bukan berarti kami pergi tanpa persiapan sama sekali. 


Tetap ada, namun tidak sampai di titik yang begitu mendetail. Tengah-tengah. Tidak terlalu kasar sehingga kami sepenuhnya buta dengan apa yang akan kami lakukan, namun juga tidak berarti terlalu kaku sehingga harus penuh terisi dengan pelbagai perencanaan yang tak boleh diganggu gugat.


Tidak. Persiapan pra-keberangkatan tetap kami lakukan. (Lain waktu mungkin akan saya ceritakan bagian itu). Namun untuk isian daftar "apa-yang-akan-kami-lakukan-ketika-tiba-di-tujuan", sepenuhnya kami serahkan pada putaran momentum yang hadir. Saya bahkan baru mulai mensurvei destinasi tujuan di Penang dan Kuala Lumpur ketika malam jelang keberangkatan. Dan itupun hanya sekedar dituangkan di list kosong begitu saja, tanpa tahu kapan tepatnya bakal kesana.


Ah, bagi saya pribadi, bagian terasyik dari sebuah perjalanan justru ketika kita menemui beragam bagian yang tak terkirakan. Kejutan-kejutan yang membuat kita sejenak diam terhenyak lalu ikut terbuai menikmati nya. Seakan memberi tanda bahwa kita hanyalah manusia biasa; mahkluk yang sekalipun tiada dapat mengesampingkan begitu saja peluang-peluang untuk meraih lebih banyak keuntungan.


Bukankah hebat, aneka kejadian yang tak direncanakan, tiba-tiba menyeruak seakan itulah takdir semesta yang mesti hadir di linimasa kehidupan kita? 


Aha. Seketika kita dituntut berpikir keras-keras, menimbang baik-buruk, memastikan arah tujuan, sebelum kemudian beranjak mengambil keputusan terbaik. Bukankah itu mengasyikkan?


Hehe. Tanpa disadari, petualangan-petualangan semacam itulah yang justru membuat manusia kian menjadi manusiawi. 


Ada suka cita yang muncul menggugah tatkala kita berhadapan dengan hal-hal baru. 


Ada keraguan serta kecemasan yang turut terliput ketika kita menemui beragam ketidaktahuan. 


Ada setangkup perasaan haus manakala muncul kesempatan yang lebih menjanjikan di hadapan mata


Dan serentak, kita kemudian mulai belajar mengingat arti hidup yang sesungguhnya. Mengeja satu demi satu pengalaman tak terlupakan.


Bagi saya, perjalanan semacam itulah yang menariknya bukan main. Penuh tantangan, penuh gairah keberanian, dan penuh jawaban-jawaban nan misterius.


Hehe. Di Rihlah Malaya ini saya sudah membuktikannya bersama @syarifalmirabid dan @susiolipiput. Tentang letupan semesta, yang membuat kami riuh dalam euforia aroma petualangan. Tentang kejutan yang kemudian mengantarkan kami membelah negeri Thailand dengan modal setengah nekat. Hehe...


Sayangnya, itu bukan cerita kita untuk hari ini. Lain waktu. Semoga. 


Insya Allah.


o-●-o-●-o-●-o-●


Ibukota, 
25 Mei 2019

Tulisan yang sudah sangat lama sekali. Namun penting bagi saya untuk tetap mengarsipkannya dengan rapi dalam lembaran virtual di sini, agar sekalipun waktu terus berjalan maju, namun kenangan manis tentang hal tersebut dapat tetap terngiang bersama dalam ingatan kami, para pelaku sejarah itu sendiri.



 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

M-Menelusuri Asal Muasal Nama Ibukota

Mengenal Bang Zen, Sohib Aliyah di ODOP Batch 7

Memaknai Perjalanan

KEPING KEDUA PULUH DELAPAN : Jejak Kebermanfaatan