Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2020

Pemuda itu Bernama Ibrahim ‘Alaihissalam

Gambar
Namanya Ibrahim ‘Alaihissalam, salah satu potret pemuda yang kepiawaiannya diabadikan oleh Allah dalam Al Qur’an. Kisah kepemudaan beliau ‘Alaihissalam, disebutkan Al Qur'an dalam sebingkai cerita perlawanan terhadap kebodohan kaumnya yang menyembah sesembahan berhala serta patung tak bernyawa. Perihal itu, sila kita seksamai bersama dalam serangkaian ayat 51 hingga 72 dari Surat Al Anbiya, dimana Allah Subhanahu wa Ta’ala menyematkan secara khusus gelar “pemuda” kepada beliau ‘Alahissalam pada firman-Nya ayat ke 60 yang berbunyi, قَالُوا۟ سَمِعۡنَا فَتࣰى یَذۡكُرُهُمۡ یُقَالُ لَهُۥۤ إِبۡرَ ٰ⁠هِیمُ Artinya : “Mereka (kaumnya) berkata, ‘Kami mendengar ada seorang PEMUDA (فتى) yang mencela (berhala-berhala ini), namanya Ibrahim.” Ini menarik. Karena bila Al Qur’an telah menuliskan suatu kisah, maka niscaya selalu berujung pada dua hal kemungkinan : sebaik-baik cerminan atau seburuk-seburuk permisalan. Dan beliau – Ibrahim ‘Alaihissalam-, sudah barang tentu merupakan bagian dari golong

CHIEF's NOTE : Memberi dan Mencuri

Gambar
Semenjak meninggalkan tanah rantau Maninjau, saya punya prinsip, bahwa dimanapun kita nanti berada, kita harus selalu bisa "memberi" dan "mencuri". "Memberi", dalam arti keberadaan kita mampu meninggalkan sumbangsih kebaikan, menitipkan karya kebermanfaatan, serta menghadirkan beragam makna positif bagi mereka yang di sekitar. Lalu "mencuri", dalam arti dimanapun nanti kita berada, kita harus lihai berpandai diri mengambil jejak-jejak pengalaman dari orang lain, belajar dari kisah kehidupan mereka mereka guna mengimbuhi khazanah keilmuan seorang kita pribadi. Di FIM Jakarta sendiri, dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun, saya tahu bahwa saya tak akan mampu "memberi" sebanyak yang saya angankan. Namun karena itulah, saya justru menyadari, bahwa saya tak boleh sampai melewatkan kesempatan ini untuk "mencuri" sebanyak-banyaknya. Aji mumpung selagi bernaung di FIM, selagi bertemu orang-orang hebat nan luar biasa, ya sekalian-kan s

Pantang Nanggung, Sebelum Turun Panggung

Gambar
Tentang ikhtiar, saya punya cerita yang menarik. Syahdan, di salah satu kegiatan internal FIM Jakarta, saya didapuk menjadi penyiar acara pada malam tersebut. Tajuk pembahasan yang diangkat ketika itu ialah "Bounce Back", seputar tentang bagaimana kita berusaha untuk bangkit sebakda terjatuh dalam jurang keterpurukan.. Kegiatan ini, sedianya memang di-setting sedari awal seperti sebuah siaran radio, dimana pendengar bebas berbicara dan bercerita perihal tema yang disepakati bersama. Tugas saya ialah memandu jalannya acara agar tetap menarik, dan mengorek setiap cerita yang mengemuka agar jangan sampai kehilangan kedalamannya masing-masing. Salah satu cerita yang paling berkesan, adalah cerita dari Presiden FIM Jakarta sendiri, @izzudinfaras, ketika mengulik kembali salah satu momentum beliau di masa SMA terdahulu. Ceritanya begini. Dulu beliau sempat mengincar ingin masuk salah satu SMA favorit / terbaik di Jakarta ketika itu. Sayangnya, keinginan tersebut tidak berhasil dika