Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2020

CHIEF's NOTE : Kita Berkarya dengan Membawa Nama Orang-Orang yang Percaya pada Kita

Gambar
Photo by Markus Spiske on Unsplash Satu kesempatan, saya terlibat dalam project organisasi yang terbilang cukup prestise. Proker terakhir, paling akbar, warisan pekerjaan dari pengurus sebelumnya, yang selama ini kami hindari karena skalanya terlalu besar bagi sumber daya kami ketika itu. Namun salah seorang sahabat dekat berhasil membujuk saya. Katanya, "Gampang kok, tingal set set set, jadi deh." Karena dia mengatakannya dengan begitu meyakinkan, plus dia juga berjanji untuk ikut serta membantu bagian terberat, maka saya pun akhirnya luluh dan merasa tertantang. Kami berdua kemudian bersalaman pertanda optimis. Ketika itu saya sebagai ketua tim hanya tersenyum nyengir. Sedangkan anggota kami, hanya bisa terperangah setengah tak percaya menyaksikan saya yang setuju untuk memulai project tersebut. Waktu berlalu. Dan tentunya, bicara memang selalu lebih mudah ketimbang kenyataan di lapangan. H-5, progress kemajuan masih sangat sedikit. 20% bahkan kurang. Anggota tim banyak ya

Untuk Orang-Orang yang Kalah

Gambar
Photo by Michael Dziedzic on Unsplash Apakah engkau memutuskan untuk membenci lalu melupakannya? Aku tersenyum. Meski tak mampu menyembunyikan kegetiran di salah satu sudutnya. Lalu kukatakan, "Tidak. Dan semoga jangan sampai. Bagaimana pun jua, dia pernah menjadi bagian dari doa-doa yang kuhaturkan ke hadapan langit. Bagaimana pun jua, aku pernah mencintainya dengan sesungguh hati pada suatu waktu ketika." Aku akan tetap disini, Kasih. Tersenyum tulus seraya mendoakan sebaik-baik kebahagiaan untukmu, untukku, lalu untuk kita semua. Karena bagi orang-orang yang kalah dalam urusan percintaan, pilihan mereka hanya bersisa pada pada dua hal : mengikhlaskan yang belum berjodoh, lalu menegarkan diri menuju puncak yang lebih kokoh. Itu terdengar cukup adil dan bersahaja bukan? --------------- Merasa sedikit terwakili dengan secarik sajak di atas? Sila tag orang yang bersangkutan.  --------------- Jakarta, 23 Agustus 2020

Pulang di Masa Pandemi

Gambar
Perjalanan pulang menuju Yogya-Solo beberapa hari terakhir, menyadarkan saya satu pelajaran tentang betapa pentingnya menghindarkan diri dari terjadinya fitnah. Meski sudah mengantongi hasil non-reaktif dari Rapid Test Covid-19 di Jakarta, tapi tetap itu tak serta menjamin ketenangan di hati masyarakat kampung. Prasangka orang jauh lebih cepat daripada penjelasan-penjelasan kita . Itu wajar. Oleh karena itu, berhati-hati sebelum bertindak merupakan suatu keharusan agar kita dapat bersikap lebih bijak. Setidaknya tujuan utama kita, -bersua bersama keluarga, mencicipi masakan Bunda-, sudah dapat terlaksana dengan baik. Adapun sisanya, -kesenangan dari sebuah silaturrahmi bersama sahabat lama, keseruan petualangan ke tempat-tempat baru-, ah kiranya masih bisa kita perjuangkan di lain kesempatan. Atau bahkan kalaupun memang silaturrahmi tadi tetap dirasa perlu, komunikasi via virtual kini sudah sangat memungkinkan untuk dilakukan, ya kan? Kita harus berdewasa bersama. Tidak perlu membuat g

TRIBUTE : Mr Simple

Gambar
Menjadi tua itu sebuah kepastian. Namun menjadi dewasa adalah tentang suatu pilihan. 1 tahun yang lalu, tengah malam lewat sedikit, saya dan dia mengobrol santai di sebuah warung burjo di salah satu sudut Ibukota. Obrolan kami ngalor-ngidul. Dari kenangan-kenangan konyol di Kampung 2 Menara, hari-hari perjuangan di tanah rantau Maninjau, tentang mimpi dan petualangan, hingga pandangan kami seputar dunia sesudah menikah nanti. Tapi dari sekian banyak obrolan kami pada malam tersebut, yang paling saya ingat adalah statemen dia yang dengan santainya mengatakan kepada saya, "Aku sepertinya belum akan menikah dalam waktu dekat, boi. Aku masih ingin banyak berjalan dan mencari pengalaman." Waktu berlalu. Dan setiap orang selalu mempunyai cerita cinta spesialnya masing-masing. Suatu hari, dia datang dan mengatakan kepada saya, bahwa semua asumsinya tersebut boleh jadi akan sepenuhnya berbeda dengan realita tahun ini. Dia sedang jatuh hati. Dan sungguh, dia benar-benar serius untuk m

RIHLAH MALAYA : Studi Banding Ramadhan antar Negeri

Gambar
Central Mosque of Songkhla, Thailand Gimana rasanya ber-Ramadhan di Semenanjung Malaya? Di Penang, suasana Ramadhan yang terliput terasa lebih 'kalem'. Tidak terlalu semarak, namun juga tidak sepi-sepi amat.  Salah satu penyebabnya boleh jadi karena jumlah masjid yang ada di Penang tak sampai seramai di Indonesia. Coba bandingkan, di negeri kita ini, tiap gang permukiman penduduk, bisa jadi punya tempat sholatnya masing-masing, lho ya. Dengan jamaahnya masing-masing. Mulai dari sekelas langgar, surau, musholla, hingga masjid jami'. Di Penang, dari apa yang kami temui, tidak seperti itu, kawan. Jumlah masjidnya lebih sedikit. Dan itupun rata-rata setingkat masjid besar semua. Ketika tiba waktu berbuka, tidak ada semarak lantunan adzan yang saling menyahuti dari kejauhan. Tidak terdengar hiruk-pikuk salakan klakson dari aneka kendaraan yang terjebak kemacetan jalanan. Tidak ada. Jadi terasa lebih, eh, syahdu mungkin, ya?  Postifnya, ifthor jama'i (buka puasa bareng-bareng

RIHLAH MALAYA : Safar di Bulan Suci?

Gambar
Giant Sektor 9, Selangor Mengapa perjalanan ini justru dilakukan di tengah Ramadhan penuh nanti? Mengapa tidak memilih hari-hari yang 'lebih bersahabat'?  Cukup mudah diterka, sebenarnya. Pertama, jelas untuk menghemat anggaran. Haha. Dengan berpuasa, setidaknya kami dapat menghemat pengeluaran untuk 2x makan, bukan? Dikali 5 hari perjalanan, tentu itu bukan sekedar biaya yang sedikit. Apalagi untuk ukuran kantong backpacker setengah nekat seperti kami. Haha... Untuk makan malam, kami juga tak perlu terlampau khawatir. Di bulan Ramadhan, biasanya banyak masjid-masjid yang menyelenggarakan ifthor jama'i (buka puasa rame-rame) dengan beragam pilihan menu nan lezat. Kami hanya perlu datang jelang adzan berkumandang, mengantri dengan rapi, lalu makan lahap dengan segenap syukur.  Duhai. Kami kira, inilah salah satu berkah Ramadhan paling nyata. Tatkala ada begitu banyak orang-orang baik yang saling berlomba dalam berbagi kebaikan serta kebahagiaan. Dan untuk kami, para pelinta

RIHLAH MALAYA : Ini Tentang Mimpi

Gambar
Georgetown, Penang, Malaysia. Ada satu hal yang belum saya katakan: saya fobia pesawat .  Selagi mungkin, saya jelas akan memilih transportasi lain. Bis, kereta, kapal, mobil pribadi, atau bahkan sepeda motor. Prinsip konyol saya, semua kendaraan yang saya sebutkan di atas tadi masih menyediakan opsi darurat ketika terjadi hal-hal yang tidak diharapkan. Saya masih bisa memecahkan jendela, atau bahkan loncat menerobos pintu keluar, sebelum kemudian berguling mencari keselamatan diri. Namun pesawat? Oh tentu saja, Kawan. Kita tidak bisa terjun begitu saja dari ketinggian puluhan ribu kaki, bukan? Apalagi diperparah dengan masifnya pemberitaan nasional ketika ada maskapai yang mengalami 'kegagalan' penerbangan. Terus diberitakan selama berminggu-minggu tanpa henti. Seakan semua itu kian meniup buhul-buhul ketakutan yang bermuara pada ketakutan kita semua : takut mati.  Aih, itu yang bikin repot. Saking keukeuhnya, ketika masih merantau di tanah Maninjau dulu, ada beberapa kesempat

RIHLAH MALAYA : Linimasa Bagian Kejutan

Gambar
Penyeberangan Feri Pulau Penang o-●-o-●-o-●-o-● "Pip, Ramadhan ini ane ke tempat ente ya?" "Serius?" "Hahaha. Gak tau sih. Tanya aja dulu. Mana tau kan..." "Oh, yaudah. Gapapa wes. Datang aja kesini. Jangan lupa kabari aku kalau jadi.." "Oke, siap." o-●-o-●-o-●-o-● Itu sejenak sebelum semuanya genap terjadi. Obrolan ringan yang tercetus dengan santai di sela-sela video call Jakarta-Malaysia, antara saya dengan sahabat @susilopiput. Kapan? Haha, awal bulan Mei ini.  Saya memang tipe-tipe serba mendadak. Ada ide, langsung garap. Ada kesempatan, langsung sikat. Riskannya, ketika semangat hilang, habislah sudah! Haha.. Makanya saya selalu butuh sahabat-sahabat terbaik untuk terus menyemangati saya dari segala sisi. Agar seluruh gairah tadi dapat terus diperbarui ketika mulai terasa lunglai, dan ide-ide yang bacut tercetus dapat terus dikejar agar sempurna terlaksana. Dalam cerita ini, sejawat @syarif_almoravid lah yang kemudian memerankan p

RIHLAH MALAYA: Sebuah Preambule

Gambar
Bismillah. Alhamdulillah. Sepekan terakhir, saya bersama @syarif_almoravid dianugerahi kemudahan oleh Allah untuk sejenak berjalan di atas muka bumi. Melihat ranah yang tak terkira luasnya, sekaligus mendaras begitu banyak pengalaman yang tak terkira harganya. Perjalanan luar biasa. Dimulai dari Pulau Penang di pinggir selat Malaka, lalu menyelusup masuk ke distrik Songkhla di negeri Gajah Putih, kemudian lanjut menjelajahi sejarah tua kota Kuala Lumpur, hingga kemudian mencari sesesap makna silaturrahmi di sudut kesultanan Selangor. Ada banyak cerita yang berkelindan di antaranya. Cerita-cerita yang kemudian ingin saya sajikan dengan penuh gegap gempita untuk kalian, Kawan. . Karena memang itulah salah satu tujuan dari perjalanan ini. Untuk belajar berbagai makna kehidupan, sekaligus menuangkannya dalam sebentuk bacaan yang renyah untuk dinikmati bersama. Tentu tak akan sempurna merekam seluruh jejak perjalanan.  Namun setidaknya, bagian-bagian terbaik akan coba saya utarakan dalam be