Untuk Orang-Orang yang Kalah

Photo by Michael Dziedzic on Unsplash


Apakah engkau memutuskan untuk membenci lalu melupakannya?


Aku tersenyum. Meski tak mampu menyembunyikan kegetiran di salah satu sudutnya.


Lalu kukatakan, "Tidak. Dan semoga jangan sampai. Bagaimana pun jua, dia pernah menjadi bagian dari doa-doa yang kuhaturkan ke hadapan langit. Bagaimana pun jua, aku pernah mencintainya dengan sesungguh hati pada suatu waktu ketika."


Aku akan tetap disini, Kasih. Tersenyum tulus seraya mendoakan sebaik-baik kebahagiaan untukmu, untukku, lalu untuk kita semua.


Karena bagi orang-orang yang kalah dalam urusan percintaan, pilihan mereka hanya bersisa pada pada dua hal : mengikhlaskan yang belum berjodoh, lalu menegarkan diri menuju puncak yang lebih kokoh.


Itu terdengar cukup adil dan bersahaja bukan?

---------------

Merasa sedikit terwakili dengan secarik sajak di atas? Sila tag orang yang bersangkutan. 

---------------

Jakarta, 23 Agustus 2020


Komentar

Postingan populer dari blog ini

M-Menelusuri Asal Muasal Nama Ibukota

Mengenal Bang Zen, Sohib Aliyah di ODOP Batch 7

Memaknai Perjalanan

KEPING KEDUA PULUH DELAPAN : Jejak Kebermanfaatan