KEPING KEDUA PULUH DELAPAN : Jejak Kebermanfaatan



Imam Ibnu Katsir, ketika menafsirkan potongan kata 'AATSAAROHUM' dalam Surat Yasin ayat 12 :


إِنَّا نَحۡنُ نُحۡیِ ٱلۡمَوۡتَىٰ وَنَكۡتُبُ مَا قَدَّمُوا۟ وَءَاثَـٰرَهُمۡۚ 


"Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan BEKAS-BEKAS yang mereka tinggalkan."


Beliau menukilkan 2 pendapat yang semoga dapat menjadi pembelajaran bagi kita pada hari ini.


Pertama, yang dimaksud dengan 'AATSAAROHUM' adalah dampak yang terjadi sesudah seorang muslim melakukan perbuatannya.


Jika berdampak positif, menggerakkan orang untuk berbuat kebaikan yang semisal, maka tentu dia memperoleh ganjaran pahala. Sebaliknya, jika ternyata perbuatan yang ia lakukan justru mendorong orang untuk berbuat kejahatan serupa, maka sebagai balasannya ia akan beroleh catatan dosa di sisi Allah Ta'ala.


Mudahnya, ini adalah konsep amal jariyah. Dan sebagaimana amal jariyah, dia dapat menjadi amal jariyah yang berbuah kebaikan (hasanah), dan di sisi lain juga dapat berbuah keburukan (sayyiah). 


Tentang ini, Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadist dari Rasulillah Shallallahu 'alaihi Wasallam, "Barangsiapa yang berbuat contoh kebaikan dalam Islam, maka ia mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengamalkan setelahnya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa yang mencontohkan contoh kejelekan dalam Islam, maka ia mendapat dosanya dan dosa orang yang mengamalkannya setelahnya, tanpa mengurangi dosa-dosa mereka."


Maka dari itu, jadilah pendar-pendar kemashlahatan dimanapun kita berada! Menginisiasi rantai kebermanfaatan yang lebih purna! Menginspirasi orang untuk turut berbuat semisal kebaikan ! Itulah Atsar yang pertama!


Adapun pendapat kedua, yang dimaksud dengan 'AATSAAROHUM' ialah bekas-bekas langkah kaki mereka dalam ketaatan atau  kemaksiatan.


Allah akan menghitung jejak-jejak yang kita langkahkan selama usia kehidupan kita. Apakah dalam ketaatan atau kemaksiatan. Apakah berbuah kebaikan atau keburukan. Dan tentu, karena itu adalah jejak dalam arti sesungguhnya, maka semakin jauh akan semakin baik, bukan?


Imam Ahmad meriwayatkan, bahwa suatu ketika ada seorang laki-laki  wafat di kota Madinah, lalu Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam menshalatkannya dan kemudian bersabda, "Mudah-mudahan dia wafat bukan di daerah kelahirannya".


Seseorang merasa heran, lantas bertanya, "Ada gerangan mengapa ya Rasulallah?"


Maka beliau Shallallahu 'alaihi Wasallam menjawab, "Sesungguhnya jika seseorang wafat bukan di daerah kelahirannya, maka dia akan diukur dari tempat kelahirannya hingga bekasnya terputus di dalam surga."


Cerita lainnya juga dapat kita cermati dari kisah Bani Salimah yang hendak memindahkan permukiman mereka ke tanah kosong di dekat Masjid Nabawi, agar memudahkan akses mereka untuk beribadah dan berkumpul bersama para Sahabat. Namun Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam ketika mendengar rencana tersebut, beliau justru mencegah mereka dan mengatakan, "Wahau Bani Salimah! Tetaplah di rumah-rumah kalian, maka akan dicatat jejak-jejak kalian"


Maka melangkahkah, duhai segenap sahabat! Selama dalam kebaikan dan kebermanfaatan, maka semakin jauh semakin baik, Insya Allah. Untuk menuntut ilmu, untuk menyeksamai kebesaran Allah di lautan semesta, untuk mengajarkan dakwah Islam ke penjuru dunia : untuk menambah keimanan itu sendiri!


Jejak-jejak tersebutlah yang niscaya akan menjadi saksi bekas kehadiran kita di dunia ketika kelak menghadap Allah. Bahwa hidup kita ini, pernah ada untuk-Nya. Bahwa hidup kita ini, segaris dengan doa di tiap penghujung  hari kita : inna sholatii wa nusukii wamahyaya wamamati lillahi robbil 'alamin.


Itulah Atsar yang kedua.


Dan sekalipun kedua pendapat tersebut terlihat berbeda secara makna, akan tetapi hakikatnya menyimpan satu maksud tujuan yang serupa. Tentang sejauh mana kebermanfaatan yang dapat kita upayakan semasa kehidupan kita di atas dunia yang fana ini.  Yang satu berfokus kepada dampak perbuatan kita. Sedang lainnya mengacu pada hitungan seberapa jauh langkah jejak kebermanfaatan selama di atas dunia.


Apapun pilihan yang kemudian menjadi keyakinan kita, pada akhirnya menyisakan satu pertanyaan untuk bersama : sudah seberapa banyakkah itu semua kita persiapkan?


Tidak ada yang tahu jawabnya kecuali hanya diri kita seorang, bukan?


Jadi.....
Selamat melangkah. 
Selamat meninggalkan jejak kebermanfaatan.
Siapapun. Dimanapun. Kapanpun.


Wallahu 'alam bis showab.


-------------------


📸 Reuni MTs Al Mukmin
📆 Januari 2019
📌 Untuk para sahabat yang ingin turut ditandai, jangan sungkan memberitahukannya kepada saya. 


------------------


Pinggir Solo,
29 Rajab 1441 H - 17.35
Semoga Menjadi Jejak Bersama

Komentar