KEPING PERTAMA : Garis Nadir


Photo by : @tadabburdaily


"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu AGAR kamu BERTAKWA..."

~(Al Baqarah [2] : 183)~


Ayat ini begitu singkat, pun di saat bersamaan begitu dalam. Terhadap mereka yang mengaku beriman, Allah menyeru kepada amalan shiyam (puasa) agar mereka menjadi orang-orang yang kian bertakwa.

Ada yang asyik untuk kita telisik di sini. Yaitu tatkala Allah memakai pilihan kata 'LA'ALLAKUM' persis di bagian ujung ayat di atas.

Kata 'AGAR' seharusnya membuat kita tersadar, bahwa sekalipun kita berpuasa; menahan diri dari makan dan minum selama sehari penuh, belum tentu akan mengantarkan kita pada derajat takwa di penghujung bulan nanti. Meskipun selama sebulan penuh kita bersusah payah menjalani haus dan lapar yang teramat payah, belum tentu jadi jaminan bahwa di hari kemenangan nanti Allah akan berkenan tuk menyandingkan kita dengan gelar 'muttaqin' (orang-orang yang bertakwa). 😭😭😭

Agar supaya apa kita makan? Agar supaya kenyang. Tapi apakah makan lantas menjamin kita untuk pasti merasa kenyang? Belum tentu. Tergantung kualitas beserta kuantitas dari apa yang kita makan, bukan?

Sama halnya dengan puasa Ramadhan. Firman Allah, "AGAR kamu sekalian menjadi orang yang bertakwa.." adalah cara Allah untuk memotivasi kita, supaya kian bersemangat mengejar kualitas dan kuantitas terbaik di bulan suci Ramadhan. Bagimana caranya? Dengan membarengi puasa wajib yang bersifat harian tadi, dengam iringan pelbagai perangai sholih, menghiasinya dengan berbagi kegiatan bermanfaat, serta di saat yang bersamaan juga mencegah kita dari beragam perbuatan buruk lagi mungkar, dan menjauhkan kita dari godaan maksiat nan tercela.

Inilah hakikat Ramadhan. Perjalanan menuju takwa itu sendiri! Sebuah proses peningkatan jiwa bagi mereka yang beriman untuk menuju tingkatan takwa yang lebih tinggi. Juga pencarian akan jati diri seorang anak adam agar selekasnya kembali kepada asas yang menjadi fitrah sedari lahir.

Inilah hakikat Ramadhan. Perjalanan spritual untuk menemukan serta menyatukan keping demi keping ketakwaan, agar ketika tiba hari dimana kita bertahmid serta bertakbir bersama; di Idul Fitri nan berbahagia 30 hari mendatang; kian mekar sempurna kadar keimanan kita di hadapan Sang Maha Pencipta.

Maka Marhaban ya Ramadhan.

Melalui #CatatanMenujuKemenangan ini saya ingin urun ikhtiar, untuk mendalami serta menginsafi setiap inspirasi yang datang menjenguk; menuliskannya dalam secarik tulisan di dunia maya agar semoga dapat menjadi serpih kepingan ketakwaan kita bersama menuju hari kemenangan nanti.

Pula agar semoga yang sedikit ini dapat bermanfaat lagi bermakna perbaikan bagi pemilik jemari yang menulis ini, serta pun semoga bagi segenap pembaca di luaran sana; menjadi wadah kebaikan untuk menyibukkan diri dalam kebaikan, serta menggiatkan kembali semangat literasi bangsa Indonesia.

Mohon doa terbaik agar #CatatanMenujuKemenangan ini dapat terus istiqomah 30 hari ke depan, dan menjadi mizan hasanah penanda kemenangan hakiki kita di dunia maupun akhirat. Dimulai dari keping pertama di Garis Nadir puasa terawal kita hari ini, menuju Keping Terakhir di kulminasi tertinggi pada hari kemenangan nanti.

Selamat Menulis. Selamat Membaca. Selamat berkarya. Semoga kita semua beroleh hadiah ketakwaan di Ramadhan penuh berkah ini. Allahumma Amiin.

--------------

Markaz Iqro,
1 Ramadhan 1439 H

--------------

#CatatanMenujuKemenangan #RamadhanProduktif #RamadhanPositif #30InspirasiRamadhan #30HariMenulis


Komentar

Postingan populer dari blog ini

A-Ambisi

KEPING KELIMA : Aroma Hujan

CERBUNG : Mimpi di Ujung Meja Hijau (Bagian 3)