PERGI (untuk) KEMBALI : Tentang Jogja



Ada Jogja yang menjadi cerita terbaik kita hari ini.


Dua kali hampir ketinggalan kereta, jelang pergi maupun kembali. Yang satu terselamatkan bersebab mengebut di jalan raya, sedang satunya berkat ngos-ngosan lari sprint di sepanjang jalur stasiun. 😥😥


Tiba di tujuan, tiga kali kami bolak-balik berjalan kaki dari ujung utara ke ujung timur, demi menunaikan kewajiban ibadah, menggenapi persyaratan, dan (yang paling membuat heboh) demi melengkapi berkas seorang kawan yang 'teledor' kelupaan. Saking hebohnya, kami bertiga sampai lupa mengisi jatah perut yang terlanjur keroncongan dari pagi. Alamakjang. 🤤🤤🤤


Terakhir ketika di Malioboro, bukannya asyik bersantai menikmati sore bersama riuh ramai di pusat wisata Kota Pelajar, yang ada kami malah justru jalan grasak-grusuk, salip kanan salip kiri seakan dikejar tagihan debt collector, demi menyusul waktu yang kian menyempit. Kali ini murni gegara ulah saya sendiri, pemandu wisata yang lebih khusyuk menawar mati-matian harga sebuah blangkon (yang dipakai di atas), dan sibuk menebar selfie setiap bertemu angle yang menggoda. Mowahaha....😂😂😂😂


Maka semua lika-liku tadi, apabila diringkas dalam 4 kata nan sesuai, yang ada hanyalah : Pokoknya, enggak banget, deh!


Tapi kawan, meski demikian pun, perjalanan kami hari ini tetap penuh dengan aneka selaksa warna nan warni. Karena kota Jogja, -ssstt, ini rahasia kecil antara kita-, akan selalu jadi pembeda di antara ribuan destinasi lainnya di seantero dunia. Jogja, akan selalu dan selalu terasa spesial bagi para pelancong seperti saya. Karena di Jogja, ada cinta nan hangat, ada rindu tak terucap, ada kasih sepenuh sayang dari hilir-mudiknya kehidupan orang-orang di sini yang membuat saya juga jutaan lainnya jatuh hati dengan kota Jogja.


Jadi pada akhirnya, perjalanan hari ini tetap menjadi salah satu perjalanan terbaik kami. Justru berkat hal-hal tak terduga di atas lah, kami mendapat beragam keseruan yang melahirkan kesan nan mendalam di hari ini. Tidak cuma hari ini, semoga akan ada kesempatan lain di hari esok. Untukku, untukmu, dan untuk kita semua.


---------

Salam perjalanan,
untuk permata yang tak kunjung padam,
23 Sya'ban 1438 H.

---------

Komentar

Postingan populer dari blog ini

A-Ambisi

KEPING PERTAMA : Garis Nadir

KEPING KELIMA : Aroma Hujan

CERBUNG : Mimpi di Ujung Meja Hijau (Bagian 3)