KEPING KETIGA : Perjalanan (bagi) Kita




Bagimu, apa hakikat perjalanan? 

Bagiku, perjalanan adalah cara kita untuk menyeksamai kehadiran Allah di tengah kelindan kehidupan kita. 

Bagiku, perjalanan adalah cara kita untuk menyesapi kebesaran kasih sayang Sang Maha Pencipta dalam setiap simpang masalah yang menghadang. 

Bagiku, perjalanan adalah cara kita untuk bertambah iman, melihat langsung betapa dekatnya Dia bersama kita, dalam setiap langkah yang mengayun perlahan.

------------

Akhir pekan lalu, saya berkunjung ke Ibukota Jakarta. Karena kehabisan tiket kereta, terpaksa saya berangkat dari Jogja menggunakan moda bis umum.

Pagi hari jelang keberangkatan, beberapa 'hal apes' tiba-tiba justru muncul merundung saya.

Sahabat yang berjanji akan mengantar saya ke terminal, ternyata punya agenda mendadak yang tak dapat ditinggal. Walhasil, saya akhirnya ketinggalan bis dan harus dioper ke bis berikutnya.

Bis berikutnya ini, -saya baru tahu ketika sudah naik di atas-, ternyata tujuan akhirnya bukanlah Jakarta. Bahkan dari apa yang saya saksikan, kebanyakan penumpang di kanan-kiri saya justru malah akan pergi ke provinsi Lampung atau bahkan Jambi.

Dan yang paling membuat saya mengelus dada, di bagian bodi bis yang saya naiki tersebut, tertulis besar-besar tulisan "BIS PARIWISATA". Saya menepuk jidat. Pantas ketika akan mencari tempat duduk, bangku-bangku di bis ini sangat berdebu sekali. Karena sedari awal, sepertinya bis ini memang sekedar bis cadangan semata dari sang pemilik armada.

Dini hari, setelah 15 jam perjalanan darat nan melelahkan, bis yang saya naiki pun perlahan memasuki daerah Jabodetabek.

Namun tak dinyana, saya berikut 2 penumpang lain yang berjurusan ke arah Terminal Kampung Rambutan, justru malah diturunkan di tengah-tengah Tol Cikampek. Begitu turun, lampu bis kembali gelap, dan sopir berikut penumpang yang tersisa kembali melanjutkan perjalanan.

Saya mencelos. Juga 2 orang yang menemani saya turun tadi. Dini hari. Di tengah jalan tol. Kemana kami harus melangkah?

Disitulah kiranya pertolongan langit itu terasa begitu dekat. Tak disangka, belum sampai 5 menit berdiri tercengang menyaksikan arus kendaraan yang berseliweran, lewatlah satu bis kecil di depan kami. Dan, voila! Ternyata jurusan terminal Kampung Rambutan, boi!

Yeaaah!

Kami bertiga pun lekas naik. Dan dengan ongkos 10 ribu rupiah, jelang jam 4 dini hari, saya benar-benar tiba dengan selamat di Terminal Kampung Rambutan. Genap menggenapi seluruh rencana perjalanan yang dibuat, meski dengan segala ragam rintangan yang menghadang. Alhamdulillah.

Di titik itulah, dan di beberapa perjalanan 'ajaib' lainnya, saya kian sungguh merasa bahwa kuasa langit itu benar-benar nyata kehadirannya di sekitar kita. Tatkala seluruh nyalang asa hampir menghilang, di saat itulah Allah datang menggenapi seluruh janji-Nya, seakan berkata kepada kita semua, bahwa pertolongan Dia begitu dekat, sedekat denyut di nadi manusia itu sendiri.

Maka dengan yang demikian, tak mau kah kita sejenak bertafakkur? Berhenti sekejap dari seluruh hiruk pikuk kesibukan dunia, untuk kemudian menyadari bahwa kebesaran Allah itu senantiasa hadir di sekeliling kita, dalam beragam bentuk nan sederhana yang seringkali kita justru alpa terhadapnya?

Ada Allah yang begitu penuh kasih sayang terhadap hamba-hamba Nya. Ada Allah di antara nyala hidup kita yang penuh penuh intrik ini. Ada Allah, Dzat segala jawab untuk setiap tanya gundah lagi gulana hari-hari kita di dunia ini. Maka kini tinggal tersisa kita, sudikah untuk sesaat menengokkan pandangan dan menengadahkan hati di hadapan-Nya?

Ah, kawan. Selamat menekuri tanda-tanda keagungan Dzat Yang Maha Mencipta yang ada di kitaran hidup kita selama ini. Saya lewat sebait perjalanan, Anda boleh jadi melalui jalan yang lain. Meski berbeda, namun tujuan kita di ujung sana tetap kan satu jua : ayat-ayat kauniyah Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Selamat Mengembara. Selamat Berjalan. Semoga inspirasi kecil ini membantu kita untuk memaknai arti perjalanan dalam hidup kita.

------------

InFrame : Jelang petualangan penuh debar ke pulau Bali di nun ujung seberang sana akhir Maret lalu. Bersama sahabat-sahabat yang tak kalah hebohnya sepanjang perjalanan (minus ustadz @ibnu.shoghir yang masih berkemas di dalam). Ini satu dari sekian perjalanan 'ajaib' yang membuat kami bertambah yakin pada keagungan Dzat Yang Maha Perkasa. Bersebab ada banyak pertolongan serta kemudahan dari-Nya sepanjang laku kami menempuh jarak 1500 km lebih. Tapi itu bukan cerita untuk hari ini. Lain waktu jika sempat, kan kita sambung kembali hikayat perjalanan ini. Insya Allah.

------------

Hape Error di Markaz Iqro,
3 Ramadhan 1439 H

----------------

#CatatanMenujuKemenangan #RamadhanProduktif #RamadhanPositif #30InspirasiRamadhan #30HariMenulis 

Komentar