BAHAGIA : Pra Pertemuan

[Dok.Pribadi]

Tentang bahagia, saya jadi kepikiran sesuatu. Kayaknya bakalan asik gitu, kalau sembari menyatukan selaksa perjalanan, kita juga mengumpulkan beragam coretan seputar makna 'bahagia'. Serupa liputan kecil-kecilan, untuk disajikan sebagai bacaan yang (semoga) memikat, tanpa terikat batasan deadline tertentu.


Ini sekedar ikhtiar pencarian. Dalam lekak-lekuk perjalanan yang melintasi padanan ruang dan waktu. 


Saya sadar, bertutur cerita perihal 'kebahagiaan' mungkin bukan sembarang hal yang mudah.


Itu adalah satu kata sakti yang menjadi alasan berjuta perbuatan. Orang-orang berlomba mencari tahu tentang kepuasan yang bertitah dari baliknya. Menelusuri satu per satu sembari menjaga agar jangan sampai kehilangan suasana yang melatarinya tentu bukan sekedar perkara gampang.


Akan ada banyak ke-ambigu-an. Hal-hal serba kontradiktif yang boleh jadi malah menjebak kita (baca : saya dan pembaca) dalam alur penuh paradoks.


Tapi tak mengapa. Saya bukan hendak menghakimi makna kebahagiaan yang mungkin telah terlanjur Anda definiskan. Itu di luar kemampuan saya, dan tentunya bukan itu pula gaung cita-cita yang ingin saya kemukakan melalui tulisan-tulisan ini nantinya.


Tulisan-tulisan tersebut ada untuk menghadirkan khazanah baru bagi kita semua. Sekedar mengimbuhi perbendaharaan wawasan yang boleh jadi terluput dari pandangan kita selama ini.


Ah, ya! Ibarat sebuah kelas virtual yang dihadirkan melalui beberapa untaian kata, -Anda bebas untuk singgah mengiyakannya atau bahkan berlalu membuangnya seketika!


Sayangnya, saya tak bisa menjanjikan untuk terus sering-sering menggarap tema besar ini. Mohon maaf. Proses kreatif yang urun bagian di baliknya menuntut kami untuk tidak sekedar menulis di belakang layar sambil menyesap minuman hangat. Tidak. Sebelum itu, saya perlu beranjak pergi, membangun suasana serta niatan, lalu bila bersua dengan orang tepat, boleh jadi barulah kemudian pertanyaan itu akan diajukan.


Melelahkan memang. Namun sudah menjadi tekad saya untuk sepenuhnya menyajikan kisah yang benar-benar nyata. Non-fiksi. Saya hanya akan mengutip cerita dari kehidupan yang sungguh-sungguh terjadi. Sekalipun saya mungkin nanti menuliskannya selayak cerpen di negeri-negeri fantasi, tapi satu hal yang saya janjikan kepada Anda sekalian : ini ada, bukan reka imajinasi semata!


Karena inilah yang semoga turut menjadi kompas dalam hidup saya jua. Berkaca dari sosok-sosok yang dihadirkan, untuk turut diingat manakala dilamun badai kebimbangan, diamuk ombak keraguan.


Inilah hasrat yang hendak kami bagikan. Bersama lintas visi yang diutarakan melalui lembaran-lembaran tulisan ini.


Selamat datang di kelas kami.
Semoga ikut bahagia.


--------------------------
Indonesia,
10 Syawal 1440
Warna baru tentang kita.

Komentar