KEPING KESEPULUH : Sepuluh yang Utama



Selalu ada ujung untuk setiap pangkal mula.
Selalu ada noktah penanda akhir kata untuk setiap aksara kalimat awal.
Selalu ada salam perpisahan untuk setiap sapa pertemuan.


Maka demikian halnya dengan Ramadhan kita tahun ini. Silih hari berganti, perlahan mengantarkan kita pada satu kesimpulan nan pasti : sudahkah Ramadhan menjadi arti bertakwa bagi kita yang mengaku beriman?


Jika sudah, maka bersyukurlah, karena di sisa bilangan yang ada, kita hanya perlu menjaga sembari memaksimalkannya.


Jika belum, maka kejarlah! Karena di sisa shiyam yang ada, masih tersedia jutaan rahmat serta barokat dari Dia yang Maha Mengasihi.


Jika sudah namun kemudian menghilang seiring lesunya iman, maka bersiaplah! Karena di sisa hari yang ada, pintu taubat masih terbuka demikian lebar bagi mereka yang sungguh-sungguh mencari ampunan-Nya.


Lebih-lebih, sepertiga terakhir bulan Ramadhan merupakan kumpulan dari 10 malam yang penuh nanti. Allah hadirkan kesempatan emas untuk turut mencicipi puncak kelezatan dari lezatnya manis iman di sebaik-baik malam : Lailatul Qadr.


Inilah dia, yang satu malamnya LEBIH BAIK nilainya dari 1000 bulan. Inilah dia, yang untuk setiap amal kebaikan kita kan dikalikan pada hitungan 83 tahun lebih. Inilah dia, malam dimana Allah beserta malaikat-Nya turun ke langit dunia menyimak doa segenap harap umat manusia. Inilah dia, yang sengaja Allah letakkan di sebaik-baik bulan di antara dua belas bulan lainnya, bulan suci Ramadhan. Inilah dia, yang pun khusus dipersersediakan untuk kaum muslimin, sebagai ganti atas singkatnya usia kita di hadapan generasi-generasi pendahulu kita yang kiranya bisa mencapai 500 atau bahkan 1000 tahun.


Maka terhadap segala keutamaan Lailatul Qadr yang demikian, masih enggan kah kita tuk sejenak beristirahat dari hiruk pikuk dunia ini?


Carilah ia, sebagaimana sabda Rasulullah Shallahu 'alaihi wa Sallam, pada sepuluh nan akhir bulan Ramadhan. Perbanyaklah amal di saat itu, utamanya pada tiap bilangan malam ganjil ke 21, 23, 25, 27, maupun 29.


Temuilah dia, dan tanyakanlah pada setiap dari kita, tentang jiwa diri  bagaimanakah yang akan kita harapkan di hadapan langit? Doa-doa manakah yang akan kita sujud simpuhkan di hadapan Dia Yang Maha Mendengar? Dosa-dosa yang manakah yang akan kita mohon perkenankan pada ampunan Dzat Yang Maha Menerima Taubat?


Pikirkanlah baik-baik, karena kiranya kini adalah waktu yang paling tepat bagi kita untuk sejenak mengheningkan cipta menyesap sunyi demi kebaikan kampung akhirat kita. Inilah saat paling pas untuk mengasah kalbu melatih peka pada seberapa banyak persiapan kita menuju hari pengadilan kelak.


Jangan sampai beragam hiruk pikuk persiapan zhahir Idul Fitri melenakan kita dari persiapan hakiki menuju pribadi bertakwa di hari kemenangan nanti. Juga jangan sampai ramai ria euforia mudik menjadikan kita terbuai hingga kemudian mengendorkan amal kebaikan kita.


Lebih-lebih yang paling parah, jangan sampai riuh gaduh diskon belanja lebaran menjauhkan kita dari masjid, melupakan kita dari keutamaan Lailatul Qadr, dan membuat kita perlahan tersisih dari barisan pencari 10 malam terakhir Ramadhan tahun ini.

o-●-o-●-o-●-o-●


Masjid Namira,
Tanah Berkah Tempat Banyak Orang Baik,
23 Ramadhan 1439 H


Komentar