IESCO UNIDA : Tentang Sales OPPO dan Dakwah Ekonomi Islam


Sejauh itu melanglang ke Gontor, membersamai gelaran IESCO selama 3 hari berturut, ada satu cerita yang hingga kini tetap terngiang di benak saya.

Cerita tersebut dituturkan oleh Vice Rector 3 Universitas Darussalam Gontor, Dr. H Abdul Hafidz, ketika beliau memberi sambutan di hari terakhir penutupan FEMFEST 3.0 beberapa hari yang lewat.

Kata beliau, "Dakwah kita terhadap Ekonomi Islam hari-hari ini rupanya masih kalah jauh dengan sales OPPO."

Saya sempurna penasaran.

"Lha iya... Saya punya seorang kawan. Suatu hari kawan saya ini bilang mau keluar beli HP baru, merknya Samsung. Eh, ndilalah pas pulang yang dibeli malah jadinya merk OPPO. Saya tanya ke dia, 'Lho kamu tadi kasih tau mau beli Samsung, kenapa kok pas pulang malah bawa OPPO?'

Kata temen saya tadi, 'Iya e... Habisnya tadi pas sampai di konter, saya tanya-tanya tuh tentang spek hape Samsung yang mau saya beli, terus sama petugasnya dikasih opsi merk OPPO yang speknya sama, cuma harganya lebih murah... yaudah jadinya beli itu deh..'

"Bukan cuma sekali itu," kata beliau menyambung kisah, "ada temen saya satu lagi dengan pengalaman yang persis sama. Bilang ke saya mau cari HP baru merk Apple, dan eh ternyata pas balik yang dibelinya ya justru merk OPPO juga.. Dengan trik marketing yang luar biasa.."

"Sampai-sampai saya sendiri ikut penasaran dan akhirnya coba datang sendiri. Dan ternyata memang iya, salesnya bener-bener pinter ngerayu kita... Sampai-sampai saya pun jadi pengen ikut beli juga..."

"Di situ yang saya kemudian kagum. Juga sekaligus heran. Bahwa ikhtiar kita untuk mendakwahkan ekonomi Islam, rupa-rupanya belum segencar sales OPPO barusan. Bahwa usaha kita untuk menjauhkan umat dari riba, belum seaktif sales OPPO tadi itu."

Wow.

Saya tercengang. Begitu pula seluruh hadirin. Dan bersamaan dengan itu, terdengarlah tepuk tangan yang begitu meriah dari seisi ruangan. Termasuk saya sendiri.

Itu cerita yang benar-benar berkesan. Bahwa perjalanan kita ini masih jauh dari kata usai. Ada banyak yang harus kita perbaiki. Pendekatan-pendekatan yang serba variatif. Metode komunikasi yang lebih menarik.

Gebrakan besar. Karena bicara tentang dakwah Ekonomi Islam, seharusnya bukan semata sekedar tulisan di atas lembaran program kerja, atau hajatan berpuluh juta. Melainkan tentang kesadaran yang dibangun di atas semangat bersama. Untuk berbenah. Untuk aktif bersuara. Dari masyarakat paling bawah, hingga para pejabat pemegang suara.

Maka, masih jauh. Masih jauh dari sekedar semangat kompetisi yang kami gelorakan bersama dalam desain seragam lomba kaos kami di atas, -Vini, Vidi, Vici.

Masih jauh, tapi kami percaya, tulisan tersebut turut mewakili harapan kami akan mimpi besar tersebut. Bahwa kita kan datang dan berjuang, untuk selanjutnya bersama-sama menang di atas seluruh cita nan mulia ini : membumikan Ekonomi Syariah.

Ya kan?

------------------

Sudut Ibukota,
27 Jumadil Akhir 1441H - 02.00
bahwa kita ada untuk bersama

Komentar