CAKRAWALA RINDU : Sketsa Tiga

[Source: Here]

o-●-o-●-o-●-o-●

Dari    : Aku
Untuk : Wanita yang, eh, belum kutahu siapa gerangan dia

o-●-o-●-o-●-o-●

Putri, kamu tahu mengapa Solo begitu berarti untukku?

Karena sejauh apapun aku pergi, melangkahkan kaki ke ujung dunia sekalipun, toh pada akhirnya nanti aku akan selalu kembali ke kota ini.

Tak peduli seberapa lama euforia petualangan membawaku berkeliling bumi, toh pada akhirnya nanti, garis safarku akan selalu berakhir di kota ini.

Lalu kudengar satu tanya darimu, mengapa dari seluruh tempat, harus Solo yang menjadi pilihanku?

Aku tersenyum.

Karena di kota ini ada setangkup asri yang kuabadikan bersama lalu lengang sang mentari.

Ada rumah rindu, titik nol dimana aku berpulang setelah lika-liku panjang penuh debu perjalanan.

Dan yang paling penting, ada kamu, tempatku menambatkan seluruh isi hatiku selama ini.

Iya kamu, bisikku pelan.

Kamu, sosok yang senantiasa kutitipi doa-doa nan hangat tiap kali bersimpuh di hadapan langit. Kamulah nama yang senantiasa terujar dalam tiap hajat yang kupanjatkan ke hadapan-Nya. Tak hanya dulu, tak hanya kini, namun juga nanti di hari-hari selanjutnya.

Kamu, sosok yang menjadi jeda sekaligus noktah penutup dalam baris catatan pengembaraanku. Kamulah penantian tersebut, temu penuh arti sebakda jarak yang sedemikian panjang.

Iya. Pada akhirnya, engkaulah alasan yang menjadikan kota Solo ini terasa begitu istimewa. Karena, Putri nan Mulia, sejauh apapun raga ini mengantarkanku melancong ke seantero negeri, pada akhirnya ia hanya dapat kembali ke pelabuhan tempat hatinya bertambat, bukan?

o-●-o-●-o-●-o-●

11 10 18
Djakarta-Solo
di tepi jendela kereta yang berlari kencang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BATAVIA’s DIARY : Ramadhan Ibukota

Mengenal Bang Zen, Sohib Aliyah di ODOP Batch 7

BATAVIA’s DIARY : Dari Pinggir Jendela

KEPING KEDUA PULUH : Tentang Niat, Tentang Karsa