SEBAIK MANUSIA

[Source : Here]


Untuk menjadi manusia terbaik, sungguh, engkau tak perlu berdiri tegak di puncak tampuk kekuasaan. Tidak, kawan. Tidak perlu, karena itu justru mengundang orang tuk kian membenci dan menyakitimu.


Untuk menjadi manusia terbaik, sungguh, engkau tak perlu bekerja terlampau keras guna menumpuk kekayaan setinggi langit. Tidak, kawan. Tidak perlu, karena itu justru akan kian mengundang orang tuk ber-iri hari padamu.


Untuk menjadi manusia terbaik, sungguh, engkau tak perlu membuktikan diri sebagai lelaki paling rupawan atau wanita paling cantik, bolak-balik menghabiskan biaya berlebih demi aneka perawatan dan kesegaran jasmani. Tidak, kawan. Tidak perlu, karena toh, itu semua hanya sekedar topeng yang perlahan kian luruh seiring menuanya usia, bukan?


Kawan, untuk menjadi manusia terbaik, engkau cukup duduk manis di majlis Al Qur’an. Boleh TPA, TPQ, Halaqoh Tahsin, kajian tafsir, atau majelis-majelis taklim lainnya, deh. Belajar disana, lalu ketika pulang, ajarkanlah kepada orang lain. Sungguh, dengan demikian engkau sudah termasuk sebaik-baik manusia di hadapan Rabb Pencipta Langit.


Walau hanya sebaris kecil dari halaman Iqro. Walau sekedar satu-dua ayat dari kumpulan surat-surat terpendek Juz ‘Amma. Walau baru setangkup mungil dari materi yang dijelaskan di pengajian, karena keburu lupa dengan sisa lainnya. Percayalah dan sungguh tak mengapa. Sebab Allah Maha Melihat! Allah Maha Mengetahui! Dan tak akan pernah sekalipun tertukar pahala kita di sisi-Nya!


Karena dengan belajar dan mengajarkan Al Qur’an, engkau sesungguhnya telah mempersatukan hati demi hati manusia, menautkannya dengan keberkahan dunia dan akhirat, sehingga kita semua dapat berjalan dengan selamat di atas titian shirothol mustaqim, menuju Jannah nan penuh nanti.

-------------


“Sebaik-baik orang di antara kalian adalah orang yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya.” 
(HR Bukhari)
-------------

Komentar

  1. Terbaik, seringkali dikaitkan dengan urusan duniawi ya, kak..

    Astagfirullah 😥

    BalasHapus
  2. Semangat menulis Kak. hehe.
    Salam dari saya Ibrahim Dutinov dari Geng Sapporo ya..
    kalau boleh, saya mau sampaikan beberapa koreksi untuk postingan Kakak ya.
    Insya Allah bukan karena saya merasa sudah hebat dengan tulisan saya, tapi semata-mata sebagai sarana kita sama-sama belajar ya Kak…

    1.penulisan tuk mungkin sebaiknya dengan untuk saja, karena tuk dalam kbbi mempunyai arti berbeda dengan untuk. Hehe
    2.Di paragraf ke-4 : majlis atau majelis? Ta’lim atau taklim?
    3.Masih di paragraf ke-4 : Halaqoh tahsin mungkin sebaiknya dicetak miring ya Kak, karena masuk istilah asing? Dan penulisan disana atau di sana?
    4.Penulisan akhiran pun kalau enggak salah di pisah ya… sekali pun > paragraf ke-5
    5.Penulisan Jannah juga sebaiknya dicetak miring ya Kak.

    Aku suka kontennya Kak, apalagi di kalimat … untuk menjadi manusia terbaik, engkau cukup duduk di majelis ……

    Jazakalloh khoir, lanjutkan menulis yang berhubungan dengan Agama.

    BalasHapus
  3. DPR suruh belajar Al Qur'an ya berati.

    BalasHapus
  4. Terbaik dari yang paling baik...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BATAVIA’s DIARY : Ramadhan Ibukota

Mengenal Bang Zen, Sohib Aliyah di ODOP Batch 7

BATAVIA’s DIARY : Dari Pinggir Jendela

KEPING KEDUA PULUH : Tentang Niat, Tentang Karsa