Tentang Tujuan - 3



Suatu hari, seorang sejawat bertanya kepada saya, "Katanya kamu dulu benci jabatan, tapi sekarang kok kayaknya makin eksis ya? Hehehe..."


Pertanyaan tersebut, konteksnya adalah sebuah candaan, yang karena itu tak perlu kita ambil terlalu serius di dalam hati. Saya sendiri ketika mendengarnya justru malah sejenak terdiam lalu tertawa ringan.


Bagi saya pribadi, pertanyaan barusan terbilang cukup menarik. Saya jadi bisa me-review ulang perjalanan saya selama setahun terakhir, terhitung semenjak asumsi "benci jabatan" itu sempat saya utarakan kepada rekan kerja tadi.


Benci jabatan? Ya, itu jelas. Sampai sekarang pun saya masih tetap membenci jabatan, terlepas bagaimanapun bentuknya. Karena amanah itu berat, dan selagi bisa menghindari tanggung jawab tersebut, saya akan terus mengusahakannya.


Bahkan jika semisal pun per hari ini saya kemudian diminta mengundurkan diri, saya akan dengan senang hati melakukannya, selama pengganti saya benar-benar orang yang cakap, dan orang-orang yang dahulu memilih saya bersedia untuk menerima hal tersebut.


Jabatan tak boleh - dan semoga tak pernah - menjadi tujuan kita. Alasan kita untuk mengiyakannya barang se-periode hanyalah sekedar untuk meminjam tempat tumbuh dan berkembang, agar kita bisa belajar dan bertemu lebih banyak hal baru. Maka dari itu, meniadakan jabatan bukanlah suatu hal besar, selama kita masih terus dapat bermanfaat dan berkarya bagi sesama.


Lalu, bagaimana dengan anggapan makin eksis? Wadaw. 


Untuk menjawab ini, ada baiknya saya mengutip nasehat ayahanda saya beberapa saat yang lalu. Kata beliau kepada saya ketika itu, "Nak, kamu sedari sekarang ayo coba usahakan untuk mencari panggung. Mulai merintis jalan, tambah jam terbang, bicara di depan khalayak ramai. Buktikan diri kamu bisa terus berkembang ke depan."


Tentang anggapan semakin eksis, saya akui, itu tak sepenuhnya salah. Karena memang ada tujuan tertentu yang ingin saya kejar dalam beberapa waktu ke depan. Ada orang-orang yang ingin saya lampaui. Ada orang-orang yang ingin saya saingi. Ada orang-orang yang ingin saya buat bangga dengan berdiri bersisian bersama di puncak cakrawala suatu hari nanti.


Maka dari itu, dalam beberapa saat mendatang, saya berencana untuk terus berikhtiar mencari ruang bertumbuh, dimanapun dan kapanpun. Kesempatan-kesempatan yang datang, selagi memungkinkan, mari terus kita upayakan hingga penghujung penghabisan. Selagi bisa, selagi muda, selagi sempat, saya harus belajar sebanyak-banyaknya. 


Semakin ke sini, saya semakin terpacu untuk terus maju dan berkarya, terus bermanfaat dan berbuat lebih. Agar kita selangkah lebih dekat dengan cita-cita yang pernah kita tuliskan, agar kita terus maju menyongsong menuju ketinggian yang lebih menjulang. 


Hingga di penghujung nanti, agar hidup yang sekedar hitungan hari ini dapat meninggalkan selaksa jejak yang memberi arti lebih kepada mereka yang meneruskan. Itulah tujuan kita semua. Biidznillah. Insya Allah.


"Benci Jabatan"? Ya, masih dan semoga selalu. 
"Terus Eksis"? Ah, Anda sendiri saja yang menafsirkannya. 😉


-----------

Syahida Inn,
2 Dzulhijjah 1441 H - 13.59
Pagi Tempatmu Kembali

Komentar