CERBUNG : Mimpi di Ujung Meja Hijau (Bagian 1)
[Source : Here] |
“Seharusnya ini adalah hari terbaik dalam karirku!!”, umpatku dalam hati.
Ya,semestinya hari ini adalah hari yang paling membahagiakan bagiku. Hari dimana aku untuk kesepuluh kalinya memimpin sebuah sidang korupsi dengan terdakwa kelas kakap. Sungguh, suatu alasan yang cukup bagiku untuk bangun begitu pagi dan berpakaian amat rapi di hari ini. Sayang, semuanya hancur begitu aku mengetahui bahwa dirimulah yang akan duduk di kursi pesakitan siang ini.
Beberapa hari yang lalu, ketika dikabari pertama kali, aku masih kurang yakin. Ketika itu aku hanya berharap jika nama ‘Basuki Rahmat’ itu akan merujuk ke orang lain. Bukan dirimu yang pernah kukenal 25 tahun yang lalu. Selain itu, aku juga yakin jika ada ratusan orang diluar sana yang memiliki nama pasaran seperti namamu itu. Bahkan, aku memiliki 3 kontak di Whatsapp-ku yang semuanya memakai nama itu. Kini, keraguanku itu terjawab. Dan hal itulah yang sukses membuat aku merana di siang ini.
Bukan, aku bukan merana karena khawatir akan kelicinan pengacara yang kau pilih. Sama sekali bukan. Meskipun aku sadar jika kau yang termasuk jajaran orang-orang jenius pasti bakalan memilih pengacara terbaik untuk sidang ini. Apalagi kau memiliki segunung uang di rekening bankmu. Tapi aku merana karena memikirkan suatu kenangan diantara kita berdua. Kenangan yang terasa pahit ketika aku mencoba mengingatnya dalam sidang korupsi yang melibatkanmu ini.
---------------
“Apa mimpimu di masa mendatang?”, tanyamu di suatu senja.
“Aku ingin menjadi orang yang memberantas korupsi di negeri ini”, jawabku santai.
(bersambung ke bagian 2 Insya Allah...)
Basuki Rahmat temanmu masa kuliah bukan? Salah enggak.
BalasHapusWah wah, paling sulit memang kalo menghadapi teman sendiri
BalasHapusKok sudah merasa getir ya.. ditunggu sambungannya
BalasHapusPembawaannya santai, yah. Namun berbobot .. ๐๐๐
BalasHapusDitunggu kelanjutannya
Waduh, entah knp aku berpikir kalo si Basuki ini adalah mantan kekasihnya .Wkwk. Maapkan.
BalasHapus