PERGI (untuk) KEMBALI : Puncak Gagoan

[Dok. Pribadi]
Tempat ini merupakan salah satu spot terbaik untuk menikmati keindahan alam di sekitar Danau Singkarak, Sumatera Barat. Kalau di kitaran Danau Maninjau ada Puncak Lawang, maka di kitaran Danau Singkarak bolehlah kita menyebut nama Puncak Gagoan.


Untuk menuju lokasi ini, saya harus beberapa kali nyasar dan kebablasan. Gegara hanya mengandalkan Google Maps, yang kebetulan kurang pas 'memilih' rute (di layar tertulis ada jalur di sebelah kanan, ternyata ketika di cek hanya ada jalur kecil seukuran pematang sawah :p), maka akhirnya saya pun hanya bisa tanya sana tanya sini kepada penduduk lokal. Mampir warung, pasang senyum manis, dikira turis mau beli cemilan, eh ternyata malah tanya arah. Hehehe....


Karena saya datang ketika jelang matahari kembali ke peraduan, maka dari sekian penduduk yang saya tanya, tidak sedikit di antara mereka yang menyangsikan niatan saya tersebut. Bahkan sampai ada yang bertanya apakah saya memang punya rencana bermalam di lokasi alias nge-camp atau tidak. Hadeh. Padahal saya bertanya sekitar 1-1,5 jam sebelum matahari terbenam, yang mana seharusnya langit masih cukup terang jika memang lokasi yang dituju sudah dekat. Namun mendengar penuturan serupa itu, saya jadi punya firasat kalau tempat yang dituju bakalan jauh lagi berat medan tempuhnya. Di samping itu juga sekaligus mafhum apabila tempat tujuan kita hari ini akan gelap gulita di malam hari karena belum tersentuh modernisasi bernama 'lampu jalan'.


Dan Voila! Ternyata benar adanya! Rute menuju Puncak Gagoan memang boleh dikatakan cukup berat dan menantang. Jalanannya terus mendaki ke atas, dan itu masih dalam kondisi ala kadarnya, alias belum diaspal sama sekali. Saya akhirnya mengerti, bila jarak Puncak Gagoan dengan permukiman penduduk tempat saya bertanya tadi sebenarnya tidak terlalu jauh, namun karena kondisi jalan yang demikian, tentu alhasil  membutuhkan waktu yang lebih lama. Kalau tidak berhati-hati, satu batu ukuran kepalan tangan sudah dapat menjungkalkan Anda berikut kendaraan. Itu yang membuat mereka tadi sedikit khawatir karena saya tiba ketika hari menjelang malam.

Tapi Insya Allah semua usaha dan upaya kita  itu terbayar penuh tatkala kita menyaksikan pemandangan alam dari atas Puncak Gagoan. Benar-benar luar biasa indah! La haula wa laa quwwata illa billah! Dari atas sini, kita bisa menyaksikan Danau Singkarak yang menghampar begitu luas. Pun kita dapat menikmati hutan permai nan meneduhkan hati yang saking lebatnya bak ibarat selimut hijau. Di bawah ada gemericik sungai yang mengalir dengan penuh syahdu. Kalau kita beruntung, kita bisa mendengar bunyi kecipak air yang menderu deras di bawah sana.

Aih indahnya, boi. Untuk menerangkan keindahan puncak Gagoan, tidak hanya cukup melalui lukisan dengan ratusan goresan, atau lewat cerita dengan ribuan kata, atau bahkan melalui foto dengan jutaan frame sekalipun. Karena memang harus Anda sendiri yang melihatnya langsung, meresapi seluruh hikayat kehidupan alam yang Allah letakkan di bumi pertiwi ini, dan kemudian barulah Anda akan paham serta mengerti betapa agungnya kuasa Sang Ilahi dan betapa mungilnya kita ketika berdiri di hadapan itu semua. Hehehehe....


Namun sayang seribu sayang, karena mepetnya waktu yang saya miliki tempo hari, alhasil saya pun hanya bisa mampir dan bertafakkur sekejab di tempat ini. Sore sudah jelang berakhir, dan matahari sudah hampir kembali ke peraduan. Maka apa boleh buat, saya harus bergegas kembali turun sebelum malam menutup tabir pandangan dan mempersulit perjalanan ini. Tapi, di waktu yang super singkat itu, saya benar-benar PUAS! Hehehehe.....

[Dok. Pribadi]

Sekedar tips bagi segenap pembaca yang memiliki minat untuk berkunjung ke tempat ini, yaitu agar sebisa mungkin menjaga kehati-hatian selama berada di Puncak Gagoan. Karena lokasinya yang memang berada di puncak bukit bebatuan, dan karena memang hingga saat saya berkunjung tempo hari kemarin masih belum ada dipasang garis pengaman penanda batas pengunjung, sehingga sangat berisko sekali apabila Anda terjatuh ke dalam jurang ketika sedang asyik mencari spot berfoto ria. Tolong, jangan sampai ada yang menjadi korban selfie maut gara-gara mengabaikan keselamatan diri demi satu foto seribu like.  Saran kedua, waktu terbaik untuk berkunjung ialah pagi  atau siang hari jelang waktu sore, ketika langit sudah tak lagi begitu panas. Dan saran terakhir, bawalah teman yang bisa dimintai tolong untuk mengambil foto Anda. Sayang apabila Anda sudah datang jauh-jauh ternyata tidak ada foto  yang bisa dilihat sebagai kenangan masa tua kita nanti...hehehehe

Salam Petualang!

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

A-Ambisi

M-Menelusuri Asal Muasal Nama Ibukota

KEPING PERTAMA : Garis Nadir

KEPING KELIMA : Aroma Hujan