Polarisasi Pertemanan
[Source: Here] |
Pertemanan ternyata juga punya lingkarannya masing-masing. Semua itu disatukan oleh satu-dua persamaan yang kemudian merekatkan mereka semua.
Ada yang karena berasal dari satu latar belakang, seperti satu kelas, satu almamater, satu daerah, satu keturunan, dan sebagainya.
Ada pula yang karena memiliki satu hobi serupa, seperti sama-sama suka kopi, sama-sama suka berbincang seputar tema pergerakan, atau sama-sama menyenangi dunia literasi.
Ada juga yang karena pernah terjebak dalam satu kesatuan tugas yang sama. Semisal panitia acara, rekan tempat kerja, atau bahkan anggota dewan.
Semua itu dibutuhkan, agar obrolan yang tercipta dapat sama-sama 'nyambung' dan berkelanjutan.
Maka beruntunglah mereka yang dapat berbaur tanpa memperdulikan 'baju identitas' , luwes dalam beragam pergaulan, dan lihai ketika menghadapi segala perbedaan.
Merekalah yang kemudian berhak mendapat seluas pandangan, selama dapat terus berteguh memegang prinsip-prinsip mendasar di kedalaman sanubari keimanan.
Selamat.
Semoga itu termasuk kita semua. ^-^
Aamiin..
BalasHapusSip.. tidak mengkotak-kotakkan pertemanan
Polarisasi jd inget pelajaran kimia
BalasHapusAku pernah punya teman yg satu hobi, tapi antara kami bagai lagit dan bumi. Kami berbeda keyakinan, adat, serta cara bersosialisasi. Tetapi saling menyayangi. Sayangnya karena terlalu jenuh trhdp pertemanan dan salah paham, kedekatan kami harus berakhir dgn cara menyakitkan
BalasHapusmemang persamaan juga dibutuhkan dalam suatu hubungan ya.
BalasHapusIndahnya jika semua orang bisa memandang teman setara tanpa membedakan identitas bawaan..
BalasHapusmelepaskan baju identitas dalam berteman. mantap kawan.
BalasHapusNasehat ayahku waktu sd inii "Berteman sama semuanya, gak boleh pilih² yaa" hahaha
BalasHapus