Memberi Setengah-Setengah


Dalam salah satu perjalanan hidup, saya bertemu seorang sahabat yang unik. Beliau merupakan kepala asrama di salah satu pesantren di daerah Jawa Tengah.


Uniknya dari beliau, setiap membeli barang untuk keperluan pesantren, beliau selalu meminta pesanan barang dengan kualitas terbaik. 


Pernah suatu ketika pesantren kami sedang mencari meja mengaji untuk anak-anak, kata beliau kepada sang tukang, "Pak, saya minta dibuatkan meja dengan kualitas kayu terbaik yang ada disini. Harga gak masalah."


Saya sendiri hanya geleng-geleng kepala. Mengingat tak jarang diantara kita, -apalagi untuk setaraf pesantren rintisan seperti yang saya singgahi sewaktu itu-, yang lebih mengutamakan kuantitas ketimbang kualitas. Dengan kondisinya keuangan yang tentu tidak seleluasa lembaga lain, bukankah hal wajar untuk mencari barang berkualitas biasa, asalkan bisa mencukupi kebutuhan minimal pada saat itu?


Tapi sahabat saya satu ini, ketika saya kemukakan argumen di atas, beliau hanya enteng menjawab, "Ya enggak, dong. Untuk kepentingan umat, kita harus berikan yang terbaik."


Ah, iya juga ya.


Di kemudian hari, saya ikut meneladani teladan beliau ini.  Belum pada tingat se-profesional itu, tapi sekurangnya, saya coba menekuni prinsip, bahwa ketika memberi, berikanlah pemberian terbaik. 


Memang tidak serta merta berlaku kepada semua orang. Tapi untuk orang-orang yang saya hormati, saya kira memberikan buah karya terbaik adalah salah cara paling elegan untuk menunjukkan respek kita kepada mereka.


Bukankah Allah telah berfirman dalam Surat Ar Rahman ayat 60, "Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan, (pula)".. ? 


Maka memberikan pemberian terbaik merupakan salah satu ikhtiar kita untuk membalas budi kepada orang-orang yang selama ini berbuat baik kepada kita. Tidak boleh setengah-setengah. Itu pantangan terbesar yang akan melukai harga diri seorang petarung.


Lalu kepada mereka yang kita niatkan sebagai amal kebaikan dan kebermanfaatan, juga berikanlah yang terbaik! Karena itu yang kemudian akan menjadi bukti kesungguhan kita di hadapan sang Pencipta. 


Infaq. Sedekah. Hadiah. Zakat. Sholat. Shiyam. Berikanlah semua itu dengan sebaik-baik kualitas. Tidak selalu harus dalam kuantitas yang banyak. Karena ingat, dalam suatu hadis, pernah diceritakan bahwa sedekah 1 dirham dapat mengalahkan sedekah 100.000 dirham lainnya. Sebab ternyata yang 1 dirham tersebut, dikeluarkan dalam keadaan penuh sempit (serba kekurangan), yang justru karena itulah kemudian kualitas keihklasan serta kesungguhannya menjadi lebih berlipat ganda di sisi Allah Ta'ala.


Berikanlah yang terbaik. Jangan setengah-setengah. Tapi jikapun belum mampu, juga jangan lantas menghentikan kita dari berbuat baik. Sebaliknya, mari kita mulai dari hal-hal sederhana di sekitar kita. Perbaiki kesungguhan niatan kita, ikhtiarkan dengan segenap usaha terbaik, bantu orang lain sebisa yang kita mampu, lalu bertawakkal-lah kepada-Nya. Agar semoga Allah berkenan mencatat itu semua sebagai sebaik-baik pemberian dari kita.


Wallahu 'Alam bis Showab


------------


Saya khawatir telah menimbulkan salah paham diantara beberapa sahabat. Ini jawaban terbaik yang bisa saya berikan dalam rangka menjelaskan maksud saya barusan. Semoga berkenan.


Jika memang saya dipercaya mengemban amanah ini, maka bismillah, mari kita ikhtiarkan bersama agar jangan sampai membuat malu siapapun. Bedankt Vriend!


------------


Ibukota,
8  Syawal 1441 H - 16.00
Self-Healing

Komentar