TADABBUR SIROH : Menemukan Kenikmatan dalam Sholat



Hari ini kita belajar dari kisah seorang Khubaib bin Adi radhiyallahu 'anhu, seorang sahabat yang diutus Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam rombongan menuju  kabilah Adhal dan Qarah guna mengajarkan Islam di tengah masyarakat mereka.


Di tengah jalan, ternyata rombongan ini dikhianati dan dihadang habis oleh gerombolan musuh yang memang telah bersiap sedia sedari awal. Mereka terkepung dan terbunuh ketika berusaha menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi, kecuali Khubaib bin Adi dan Zaid bin Ad-Datsinnah yang kemudian tertangkap dan dijadikan tawanan.


Keduanya kemudian dijual sebagai budak di kota Mekkah. Ada banyak orang yang menaruh dendam pada mereka. Maklum, ketika Perang Badar dahulu, keduanya telah menghabisi sekian banyak bangsawan Quraisy. 


Singkat cerita, Khabib ditahan dan dimasukkan ke dalam penjara setelah dibeli salah seorang dari Bani Tamim. Namun, mereka kemudian sepakat untuk membunuhnya pada hari yang telah ditentukan.


Ketika tiba hari-H, sebelum dieksekusi, Khabib meminta untuk diperkenankan sholat 2 rakaat terlebih dahulu. Permintaan tersebut dikabulkan, dan itulah yang kemudian menjadi sholat terakhir seorang Khabib bin Adi di atas dunia ini.


Sesaat setelah mengucapkan salam, dia berkata, "Demi Allah, kalau bukan karena mereka akan mengatakan bahwa aku sedang ketakutan, niscaya aku akan menambah  jumlah rakaatku."


Dia meneruskan dengan memanjatkan doa, "Ya Allah, hitunglah jumlah mereka, binasakanlah mereka satu per satu, dan janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara mereka tetap hidup."


Kemudian di penghujung hayatnya, Khubaib melantunkan syair :


 فَلَسْتُ أُبَالِي حِينَ أُقْتَلُ مُسْلِمًا 
عَلَى أَيِّ جَنْبٍ كَانَ لِلَّهِ مَصْرَعِي 
وَذَلِكَ فِي ذَاتِ الْإِلَهِ وَإِنْ يَشَأْ 
يُبَارِكْ عَلَى أَوْصَالِ شِلْوٍ مُمَزَّع


Aku tidak peduli ketika aku dibunuh selama dalam keadaan muslim
di belahan bumi manapun aku mati aku di jalan Allah
itu semua di jalan Allah, bila Dia berkehendak,
akan memberkahi seluruh anggota tubuh yang terkoyak.


Hari itu Khubaib bin Adi radhiyallahu 'anhu genap gugur menemui RabbNya. Meninggalkan jejak pembelajaran kepada kita tentang betapa nikmatnya sholat yang dilaksanakan di penghujung nyawa penghabisan. Memberi ketenangan, menguatkan keberanian. Itulah sholat terakhir. Rakaat terakhir. Sujud dan ruku' terakhir. 


Tentang usia, siapa yang tahu kapan akan berjalan habis? Maka dari itu, perihal mendirikan sholat, jadikanlah seakan itu adalah sholat terakhir kita di atas dunia. 


Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad, diceritakan seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam guna meminta nasehat. Maka kata beliau ketika itu, 


إِذَا قُمْتَ فِي صَلَاتِكَ فَصَلِّ صَلَاةَ مُوَدِّع


"Jika kamu berdiri hendak melaksanakan shalat, maka shalatlah sebagaimana shalat orang yang akan pergi selamanya."


Karena dengan menghadirkan perasaan semacam itulah, kita kemudian lekas bersungguh-sungguh dalam tiap bagian gerakan sholat. Penuh khusyu'. Penuh tawadhu'. Penuh kesadarana dan ketenangan. Tidak lagi dikejar waktu. Tidak lagi dibayangi pikiran-pikiran yang serba melantur. Semuanya murni, semata totalitas dalam ikhtiar menghadap Allah, karena itulah yang (mungkin) akan menjadi sholat terakhir kita di atas dunia ini.


Ketika itu telah tergenapi, maka sholat kita nanti tak lagi sekedar menjadi rutinitas pertanda keislaman semata. Namun juga menjadi momentum bagi kita untuk merasakan betapa manisnya iman, betapa manisnya bermunajat kepada Allah, lewat beberapa rakaat yang kita hadirkan setiap harinya.


Wallahu 'Alam bis Showab


-----------------


InFrame : Seorang tua renta yang sedang melakukan sholat sunnah 10 menit sebelum adzan Zuhur berkumandang di salah satu masjid di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.


Duhai, jika yang setua itu saja masih lekas bersemangat mendatangi masjid sebelum tiba waktunya, bagaimanakah dengan kita, orang-orang yang dengan bangga menyebut dirinya sebagai generasi muda negeri tercinta?


-----------------


Tanjung Barat, 
28 Ramadhan 1441 H - 21.31
Ikhtiar Ganjil Terakhir

Komentar